Jumat, 31 Agustus 2018

TOKO KHUSUS JUAL ISTRI

TOKO KHUSUS JUAL ISTRI

Sebuah Toko yang menjual Istri, baru dibuka dimana Pria dapat memilih Wanita untuk dijadikan sebagai seorang Istri.

Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk, terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut :

“Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI!

Toko ini terdiri dari 6 lantai, dimana setiap lantai akan menunjukkan “Kelompok Calon Istri”

Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai Wanita tersebut.

Kamu dapat memilih Wanita di lantai tertentu atau memilih ke lantai berikutnya, tapi dengan syarat TIDAK BISA TURUN LAGI ke lantai sebelumnya kecuali untuk Keluar dai Toko."

Lalu, seorang pria pun pergi ke ” TOKO ISTRI ” tersebut untuk mencari calon Istri.

Di setiap lantai terdapat tulisan seperti ini:

● Lantai 1 :

“Wanita di lantai ini taat pada Agama & Pandai Memasak.”

Pria itu Tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

● Lantai 2 :

“Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak & Lemah Lembut.”

Kembali pria itu naik ke lantai selanjutnya.

● Lantai 3 :

“Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut & Cantik.”

”Wow!”, ujar sang pria, tetapi pikirannya masih penasaran & terus naik.

● Lantai 4 :

“Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut, Cantik Banget & Sayang Anak.”

”Ya ampun!” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya!”

Dan dia tetap melanjutkan ke

● Lantai 5 :

"Wanita di lantai ini taat pada Agama, Pandai Memasak, Lemah Lembut, Cantik Banget, Sayang Anak, Sexy dan pintar melayani suami” wowww!!!

Dia tergoda untuk berhenti di lantai 5 tapi penasaran , kemudian dia melangkah ke lantai terakhir .

● Lantai 6 :

“Anda adalah pengunjung yang ke 8.089.356
TIDAK ADA WANITA di Lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata pembuktian untuk Pria yang TIDAK PERNAH PUAS DAN TERUS MENCARI ORANG YANG SEMPURNA ...!!!

Terima kasih telah datang di ”TOKO ISTRI".

Mohon hati-hati ketika keluar dari sini."

Keluarlah pria tersebut dari toko dengan wajah lesu penuh kekecewaan dan penyesalan.

=====

Terus mencari orang yang terbaik akhirnya tidak mendapatkan apa-apa.

Pesan moral ini bukan cuma untuk Pria tapi juga untuk Wanita.

Jangan terus mencari orang yang terbaik. Jadikanlah yang anda temukan atau yang ada menjadi yang terbaik. Saling membantu untuk memperbaiki diri menjadi terbaik.

Karena tidak ada satu manusiapun yang sempurna di dunia ini termasuk anda dan kita semua.

*SESUNGGUHNYA JIKA MENSYUKURI APA YANG KITA SUDAH DAPATKAN, TERIMA APA ADANYA DAN TERUS SALING MEMPERBAIKI DIRI MAKA KESEMPURNAAN ITU AKAN KITA RASAKAN.*

_semoga bermanfaat_

Selasa, 21 Agustus 2018

KHUTBAH ‘IDUL ADHA 1438 H.

KHUTBAH ‘IDUL ADHA 1438 H.
Oleh: Asep M. Tohir Soleh

اَللهُ أَكْبَرْ ٩  x وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيْر، اللَّطِيْفِ الْخَبِيرْ، خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَأَحْسَنَ التَّقْدِيرْ، وَدَبَّـرَ الْخَلَائِقَ فَأَحْسَنَ التَّدْبِيرْ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، شَهَادَةَ عبدٍ مُعْتَرِفٍ بِالضَّعْفِ وَالتَّقْصِيرْ، شَهَادَةَ عَبْدٍ يَرْجُوْ الْعَفْوَ وَالْغُفْرَانَ وَالنَّجَاةَ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْبَشِيْرُ النَّذِيْر وَالسِّرَاجُ الْمُنِيرْ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِى الْبَيَانِ وَالتَّفْسِيرْ ، وَعَلٰى آٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَهْلِ الْعِلْمِ وَاَهْلِ الْخَيرْ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهْ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونْ.
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمْ، { يَا بُنيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى ، قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ }

Allohu Akbar, Alloh Maha Besar
Allohu Akbar, Alloh Maha Agung
Alhamdulillah pagi ini kita dapat berkumpul menikmati indahnya matahari, sejuknya hawa pagi, sembari mengumandangkan takbir, mengagungkan Ilahi Rabbi, dirangkai dengan dua roka’at Sholat Idul Adha, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Alloh SWT dengan sepenuh hati. Kita niatkan hari ini sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang tercermin dalam keta’atan dan ketabahan Nabi Ibrahim alaihissalaam  yang menjalani cobaan dari Alloh Yang Maha Tinggi.
 
Hadirin, Muslimin dan Muslimat yang dimuliakan Alloh
Setelah Nabi Ibrohim dikaruniai seorang bayi yang diberi nama Ismail, Nabi Ibrohim diperintahkan oleh Alloh untuk pergi ke Kota Mekkah yang berjarak lebih 2.000 km. dari Palestina. Karena perintah, walau jarak sangat jauh, walaupun tidak dimengerti secara akal manusia, tapi seorang Nabi harus taat dan patuh terhadap perintah Alloh, tidak banyak berfikir, tidak banyak pertimbangan, karena semua perintah Alloh pasti mendatangkan manfaat, maslahat dan berkah yang banyak, dan berdosa bila tidak di laksanakan. Maka berangkatlah Nabi Ibrohim ke Mekah.
Setelah berminggu-minggu berada dalam perjalanan yang melelahkan, melewati terjalnya padang pasir,  hamparan gurun dan gunung batu, tidak ada perkampungan yang dilewati, tidak ada warung atau rest area untuk singgah, tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Siti Hajar dengan membawa serta jabang bayi putra mereka bernama Ismail. Tiba  di Makkah, yang waktu itu hanya sebuah lembah tak berpenghuni, tidak ada orang, tidak ada hewan, tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah batu dan pasir kering.
Berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya di lembah itu, kemudian mendirikan Tenda atau gubuk kecil dari pelepah Kurma, yang mungkin satu kali disapu angin saja akan rubuh, Tapi Nabi Ibrohim diperintahkan untuk berdiri disitu dan mendirikan Ka’bah sebagai Qiblat Ummat Islam.
Kata Nabi Ibrohim; ”Istriku, ini adalah tumpukan Batu, tapi ini adalah Ka’bah, dulu Nabi Adam mendirikannya disini, maka Kita Sholat menyembah Alloh dengan menghadap ke Ka’bah ini”
Setelah Satu atau dua bulan berada di Lembah Bakkah ini, Nabi Ibrohim berkata kepada istrinya: “Istriku, Hajar, Aku diperintahkan untuk pergi ke Palestina, membina Ummat disana, Kamu beserta anakku akan ditinggal disini”.
Siti Hajar bak mendengar halilintar di siang bolong; “Ya Nabiyalloh! Betulkah kami akan ditinggal berdua disini?, disini tidak ada orang, tidak ada hewan, tidak ada tumbuhan apa-apa?”
Alangkah sedih dan cemasnya Ibunda Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim hanya bersama dengan anaknya yang masih kecil, di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, hatinya tercabik, akan ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong itu, tidak ada seorang manusia pun, tiada sda binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim juga mendengar keluh kesah Bunda Hajar, merasa tidak tega meninggalkannya seorang diri di tempat itu hanya bersama putranya yang sangat disayangi, akan tetapi ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu adalah kehendak Alloh SWT. yang tentu mengandung hikmah yang masih terselubung baginya dan ia sadar pula bahwa Alloh akan melindungi Ismail dan ibunya dalam tempat pengasingan itu dari segala kesukaran dan penderitaan.
Ia berkata kepada Bunda Hajar: "Istriku, Bertawakkal-lah kepada Alloh yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada kekuasaan dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini, dan Dialah yang akan melindungimu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini. Sungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tega meninggalkan kamu di sini seorang diri hanya bersama putraku yang sangat ku cintai ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Alloh Yang Maha Kuasa tidak akan menelantarkan kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan berkah-Nya akan tetap turun untuk kalian selamanya, insya-Alloh."
Semalam suntuk Bunda Hajar tidak bisa tidur, bagaimana bisa hidup hanya berdua ditempat tandus seperti ini? Dan pas lewat tengah malam, Nabi Ibrohim pamit; “Aku berangkat sekarang”
Bunda Hajar memegang Baju Nabi Ibrohim; “Benarkah Engkau akan berangkat sekarang?, benarkah aku ditinggal berdua disini? Tegakah Engkau meninggalkan kami disini?” Nabi Ibrohim tidak menjawab, walau raut mukanya bersedih tapi Ia melanjutkan berkemas, mengikat barang dipunggung unta, dan langsung naik di punggung Unta.
Bunda Hajar berkata lagi: “Wahai Suamiku, betulkah ini perintah Alloh??”
Nabi Ibrohim tak kuasa menjawabnya, hanya menganggukan kepala, sambil berlinang air mata.  Setelah anggukan Nabi Ibrahim seperti itu segeralah Bunda Hajar melepaskan genggaman pada baju Nabi Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang unta, dengan iringan air mata yang bercucuran membasahi tubuhnya. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya, ketika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah untuk menuju kembali ke Palestin. Ia berkata dalam doanya:"
{رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ، رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ، وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ}.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan kelaurgaku di lembah yang tidak ada tanaman sedikitpun, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Alloh Tuhan kami, semoga mereka bisa mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia untuk cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.

Nabi Ibrohim hanya bisa berdo’a, agar kelurga yang ditinggal di Mekah itu bisa mendirikan Sholat, setelah Sholat didirikan, maka pasti datang berkah, banyak rezeki, banyak buah-buahan walau tidak ada pohonnya, seperti terlihat sekarang ini di Kota Mekah yang penuh berkah.
Bunda Hajar berdua dengan Ismail kecil, dengan hanya dibekali dengan sedikit makanan dan minuman yang mungkin tidak akan cukup untuk satu bulan. sedangkan keadaan sekitarnya tanah tandus kering kerontang, udara panas menyengat, tak ada manusia tak ada hewan seekor pun.
Saat Bayi mungil menangis minta minum, Bunda Hajar lari kesana-kemari, lalu naik ke Bukit Sofa dan berteriak; “Adakah manusia disini?” sunyi tidak ada jawaban. Berlari lagi ke Bukit Marwah dan berteriak lagi; “Adakah manusia di sini?” sepi tak ada yang menyahut, karena memang tiada makhluk kecuali Dia berdua. Subhanalloh, Wala Haula wala Quwwata Illa Billah.
Nabi Ibrohim datang lagi menengok istri dan putranya, setelah 13 tahun, Ma Sya Alloh..., setelah 13 tahun baru datang lagi, istri mana yang solehah seperti Bunda Hajar, anak mana yang soleh seperti Ismail?
Dan alangkah terkejutnya Buda Hajar, terkejut yang bukan kepalang, karena kedatangan Nabi Ibrohim kali ini diperintah Alloh untuk menyembelih putranya.
Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar.
Ujian Nabi Ibrohim yang sangat berat, ujian diluar sifat manusia biasa, ujian untuk seorang Nabi Ulul Azmi, pun juga ujian untuk Bunda Hajar dan Nabi Ismail.
Nabi Ismail sebagai anak yang soleh, yang sangat taat kepada Alloh dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini adalah untuk melaksanakan perintah Alloh, menyembelih buah hati, anak satu-satunya. Tapi Ismail kecil tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:
{ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ }
"Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Alloh kepadamu. Engkau akan menemuiku insya-Alloh sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku hanya meminta dalam melaksanakan perintah Alloh itu, agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, dan telungkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. Kedua; agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga; tajamkanlah pedangmu dan percepatkanlah pelaksanaan penyembelihan agar meringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir; sampaikanlah salamku kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putra tunggalnya."
Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata: "Bahagialah aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Alloh, bakti kepada orangtua yang dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Alloh".
Saat penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas batu, lalu diambillah pedang  tajam yang sudah tersedia dan sambil memegang pedang  di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yang tergenang air berpindah memandang dari wajah putranya ke pedang  yang mengkilap tajam di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang Rosul di pihak lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, pedang diletakkan pada leher  Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Alloh dengan firmannya: "Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah kami akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikan".
Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa, Ismail telah diselamatkan itu, Alloh memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing   yang telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan pedang yang dipegangnya. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap  Hari Raya Idul Adha  di seluruh pelosok dunia.
{ سَلامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ، إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ }
Allohu Akbar, Allohu Allohu Akbar.
Kisah ini difirmankan oleh Alloh SWT dalam Al Quran, agar menjadi tauladan, contoh yang sangat baik untuk ummat Islam. Dari mulai sabar melaksanakan perintah, sabar berkorban, sabar dalam kemiskinan, sabar dalam perjalanan, sabar ditempatkan di tempat yang tidak ada kehidupan, dan lain sebagainya.
Kesabaran dan ketabahan Nabi Ibrahim dan keluarga, membuat nama Beliau selalu disandingkan dengan Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wasalaam dalam sholawat yang kita bacakan setiap hari pada setiap tasyahud. Bahkan dalam Sholawat Nabi,
(اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ)
Perjuangan Nabi Ibrahim beserta keluarganya bukan saja cerminan yang harus dijadikan suri tauladan, tapi menjadi simbol keagungan Islam, terutama dalam pelaksanaan ibadah Haji. Dari mulai melempar Jumroh  selama 3 hari di Mina juga ibadah Qurban.
Semoga kita semua diberi Hidayah dan Taufiq, diberi kekuatan dan keteguhan hati, bisa bersabar dalam segala masalah yang dihadapi, juga tetap istiqomah melaksanakan perintah ilahi, hingga ajal menjemput, dan membawa banyak kebaikan, sebagai husnul khotimah, semoga kita bersua di Surga kelak, Amin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

                                  الخطبة الثانية
اَللهُ أَكْبَرْ ٧  x
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينْ، اَلَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَـتـِمُّ الصَّالِحَاتْ، وَبِعَفْوِهِ تُغْفَرُ الذُّنُوْبُ وَالسَّيِّـئَاتْ، وَبِكَرَمِهِ تُقْبَلُ الْعَطَايَا وَالقُرُبَاتْ، وبلُطْفِهِ تُسْتَرُ الْعُيُوْبُ وَالزَّلاَّتْ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ذِى الْمُعْجِزاَتِ الْبَاهِرَاتْ، وَعَلٰى آٰلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِى النُّفُوْسِ الزَّاكِيَاتْ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهْ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونْ. أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمْ، وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَّلَا تَفَرَّقُوا، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا. هَذَا وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا عَلَى إِمَامِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَقَائِدِ الْغُرِّ الْمُحَجَّلِيْنَ، فَقَدْ أَمَرَكُمُ اللهُ تَعَالَى بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَيْهِ فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ حَيْثُ قَالَ عَزَّ قَائِلاً عَلِيْماً.   إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.    اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِمْ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.  اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعاً مَرْحُوْماً، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقاً مَعْصُوْماً، وَلَا تَدَعْ فِيْنَا وَلَا مَعَنَا شَقِيًّا وَلَا مَحْرُوْماً. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.  اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَاناً صَادِقاً، وَقَلْباً خَاشِعاً، وَعَمَلاً صَالِحاً، وَعِلْماً نَافِعاً، وَإِيْمَاناً رَاسِخاً ثَابِتاً، وَيَقِيْناً صَادِقاً خَالِصاً، وَرِزْقاً حَلاَلاً طَيِّباً وَاسِعاً، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.   اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِـمَـتَهُمْ عَلَى الْحَـقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينْ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالْأَمْنَ لِعَبَادِكَ أَجْمَعِينْ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ الإِسْلَامَ وَ الْمُسْلِمِينَ ، وَأَعْلِ  كَلِمَةَ الحَقِّ والعَدْلِ وَالدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِينَ وَجُنْدَكَ الْـمُوَحِّدِينَ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يَا رَبَّ العَالَمِينَ.    اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.    اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.    اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.   رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.    رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.    رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.  
عِبَادَ اللهِ.  إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Senin, 20 Agustus 2018

ISTANANYA SANG PEMAAF

ISTANANYA SANG PEMAAF

Pada suatu hari, Rasulullah SAW sedang berkumpul dgn para sahabatnya.
Di tengah perbincangan dengan para sahabat, tiba-tiba Rasulullah SAW tertawa ringan sampai terlihat gigi depannya.

Sayyidina Umar r.a. yang berada di situ, bertanya :
"apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah ?"

Rasulullah SAW menjawab :
"Aku diberitahu Malaikat, bahwa pada hari kiamat nanti, ada dua orang yang duduk bersimpuh sambil menundukkan kepala di hadapan Allah SWT."

"Salah seorang mengadu kepada Allah sambil berkata :

‘Ya Rabb, ambilkan kebaikan dari orang ini untukku karena dulu ia pernah berbuat zalim kepadaku."

Allah SWT berfirman :
"Bagaimana mungkin Aku mengambil kebaikan saudaramu ini, karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya sedikitpun..?"

Orang itu berkata :
"Ya Rabb, kalau begitu, biarlah dosa-dosaku dipikul olehnya"

Sampai disini, mata Rasulullah SAW berkaca-kaca.
Rasulullah SAW tidak mampu menahan tetesan airmatanya.

*Beliau menangis...*

Lalu, beliau Rasulullah berkata :
*_"Hari itu adalah hari yang begitu mencekam, dimana setiap manusia ingin agar ada orang lain yang memikul dosa-dosa nya."_*

Rasulullah SAW  melanjutkan kisahnya.

Lalu Allah berkata kepada orang yang mengadu tadi :

*" Sekarang angkat kepalamu.."*

Orang itu mengangkat kepalanya, lalu ia berkata :

" _Ya Rabb, aku melihat di depan ku *ada istana-istana yang terbuat dari emas, dengan puri dan singgasananya yang terbuat dari emas & perak bertatahkan intan berlian*..! "_

_"Istana-istana itu untuk Nabi yang mana, ya Rabb ?"_

_"Untuk orang shiddiq yang mana, ya Rabb ?"_

_"Untuk Syuhada yang mana, ya Rabb ?"_

Allah SWT berfirman :
*_" Istana itu diberikan kepada orang yang mampu membayar harganya."_*

Orang itu berkata :

*_"Siapakah yang  mampu membayar harganya, ya Rabb ?"_*

Allah berfirman :

*"Engkaupun mampu membayar harganya."*

Orang itu terheran-heran, sambil berkata :

*_" Dengan cara apa aku membayarnya, ya Rabb ?"_*

Allah berfirman :

_*‘CARAnya, engkau MAAFkan saudaramu yang duduk di sebelahmu, yang kau adukan kezalimannya kepada-Ku’.*_

Orang itu berkata :

*_"Ya Rabb, kini aku memaafkannya."_*

Allah berfirman :

_*'Kalau begitu, gandeng tangan saudaramu itu, dan ajak ia masuk surga bersamamu..."*_

Setelah menceritakan kisah itu, Rasulullah Saw berkata :

*_"Bertakwalah kalian kepada Allah dan hendaknya kalian SALING BERDAMAI dan MEMAAFkan, sesungguhnya Allah mendamaikan persoalan yang terjadi diantara kaum muslimin."_*

*(Kisah di atas terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Hakim, dengan sanad yang shahih.)*

*Saudaraku tercinta...*
Amalan hati yang nilainya tinggi di hadapan Allah adalah *meminta maaf, memberi maaf, dan saling memaafkan...*

 *"Maafkan diriku ya sahabat²ku dan saudaraku sekiranya pernah menyakitimu. Semoga kita bersama-sama masuk syurga..."*

*آمِيّنْ  آمِيّنْ  آمِيّنْ  يَا رَبَّ العَـــالَمِيْن.....*

*"mohon maaf atas segala khilaf Dan salah"*

SURAT IZIN PETERNAKAN

 Kelengkapan Surat izin Peternakan :  1. Izin Usaha Peternakan (IUP) 2. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 3. Izin Analisis Mengenai Dampak...